Mengapa Local Disk (C:) Selalu Menjadi Penyimpanan Default? – PC itu seperti jasad manusia, mengapa? Manusia agar bisa hidup memerlukan sebuah nyawa. Tanpa adanya nyawa manusia hanyalah jasad saja dan tak bisa memunculkan pergerakan walaupun organ tubuhnya 100% lengkap tanpa kerusakan. Begitu pula dengan PC, walaupun “organ”-nya memiliki spesifikasi mantap dan gahar, bila tidak ada sistem operasinya maka ia hanyalah jasad saja.

Kembali lagi ke persoalan PC. Maka dari itulah nyawa dari sebuah PC adalah sistem operasi agar bisa hidup. Mengenai soal sistem operasi, pendistribusiannya dibagi menjadi dua, yakni melalui pre-installed dari produsen atau install mandiri. Saat menginstall sistem operasi baik dari produsen atau install mandiri tentunya kita akan memilih partisi mana yang hendak dijadikan lokasi untuk menaruh file sistem operasi itu sendiri.

Pada kondisi tersebut, partisi akan diberi huruf abjad sebagai alamat dari partisinya. Yang membuat kita bertanya-tanya, mengapa setelah selesai instalasi partisi tersebut beralamatkan (C:)? Mengapa tidak (A:) lalu disusul dengan (B:) bila ingin mempartisi lagi? Ternyata ada sejarahnya dibalik penamaan itu!

Mengapa Local Disk (C:) Selalu Menjadi Penyimpanan Default?Sejarah Local Disk C Sebagai Penyimpanan Default

Hardisk sudah lama ada sejak tahun 1950 dan untuk penamaannya adalah Disk (A:). Namun penamaan itu hanya untuk sektor industri saja karena pada tahun tersebut hardisk untuk PC komersial belum tersedia. Kemudian pada tahun 1980, hardisk baru tersedia untuk PC komersial. Sebelum tahun tersebut PC komersial menggunakan hardisk, pendahulunya menggunakan floppy disk atau disket sebagai penyimpanan utama pada saat itu.Hardisk Terdahulu

Floppy disk sudah ada dari tahun 1960 dengan ukuran bentuk 1.4 inci dan 3.5 inci dan ukuran kapasitasnya hanya 1.44MB saja. Maka jangan berharap dengan ukuran tersebut dapat memasukan sistem operasi Windows. Ukuran tersebut melainkan hanya dapat memasukan sistem operasi MS-DOS saja. Pada saat digunakan sebagai penyimpanan utama, floppy disk terdeteksi oleh PC sebagai disk dengan label alamat (A:) dan (B:).

Jadi, mengapa Local Disk dengan alamat label (C:) sebagai penyimpanan default untuk saat ini karena disk (A:) dan (B:) adalah tempat untuk penyimpanan dengan floppy disk. Walaupun teknologi penyimpanan baru yaitu SSD telah hadir, tetapi tetap saja ia menggunakan prinsip sama seperti hardisk. Kemudian sejarah penamaan alamat tersebut tak cukup sampai disitu saja dari floppy disk.Floppy Disk Microsoft

Menurut situs Gizmodo. IBM dahulu memiliki sebuah produk PC dengan memakai sistem operasi bernama CP/M OS dengan kerjasama perusahaan Digital Research. Microsoft, sebagai perusahaan yang masih baru saat itu, merilis sebuah “clone” dari CP/M OS yang bernama PC DOS yang nantinya di kembangkan menjadi MS-DOS. MS-DOS walau sudah memiliki khas Microsoft, namun tetap memakai skema penyimpanan disk yang sama dengan CP/M. Bahasa mudahnya, CP/M lah yang memulai penamaan disk (A:), (B:) untuk floppy disk yang nantinya membuat kenapa disk (C:) menjadi disk default untuk install ulang.PC Buatan IBM Pada Masanya

Sekarang kamu sudah mengetahui mengapa Local Disk (C:) menjadi penyimpanan default pada sistem operasi dan tentunya kamu sudah mendapatkan ilmu dan wawasan baru mengenai hal tersebut. Maka dari itu supaya kamu lebih tahu tentang teknologi, bookmark situs ini dan terimalah notifikasi update terbaru dari javastech.com!