Siapa yang tak kenal dengan Google? Ya, Google yang kita kenal adalah layanan mesin pencari untuk menemukan berbagai informasi yang kita butuhkan. Tetapi jika kamu tahu, ternyata Google lebih daripada itu. Perusahaan yang berlokasi di Mountain View, California ini memiliki beberapa produk yang nantinya dapat dipasarkan. Produknya yang dibuat pun semuanya selesai dikerjakan dengan baik tetapi ketika produknya dipasarkan ternyata mengalami kegagalan. Baik itu gagal saing atau tidak laku.

Pikiran kita yang mengatakan Google adalah perusahaan yang sukses, ternyata dibaliknya ada kegagalan juga yang sebenarnya tidak kita ketahui. Padahal juga produk teknologi buatan Google tak kalah keren dengan lainnya. Namun, kegagalan dan tak lakunya produk tersebut disebabkan juga karena ada ulasan yang dilontarkan dari para peneliti atau konsumen langsung.

Kalah Saing dan Tak Laku, Berikut 10 Produk Gagal Buatan GoogleProduk Gagal Buatan Google

Teknologi yang dikembangkan oleh Google selalu keren dan bermanfaat untuk digunakan. Namun, sayangnya produk-produk dibawah ini ternyata malah mengalamai kegagalan hingga akhirnya menjadi tidak laku. Apa sajakah produknya?

1. Google Glass

Google Glass

Kacamata pintar buatan Google ini diberi nama Google Glass. Diperkenalkan oleh para pengembangnya pada Februrari tahun 2013. Setelah perkenalan itu tak lama kacamata tersebut dijual secara komersil. Kacamata ini dikembangkan oleh para pengembang dengan menginginkan terdapat sistem Android didalamnya. Kemudian terdapat kamera yang dapat digunakan untuk keperluan mengambil gambar dan merekam video dengan sensor kamera 5 megapiksel.

Terlihat canggih bukan kacamata yang terdapat sistem Android dan kamera ini? Tetapi, sayangnya tahun 2015 peredaran dan pengembangan kacamata ini harus dihentikan. Alasannya karena kacamata ini dapat mengganggu privasi dan keamanan seseorang terutama dengan adanya kamera di kacamata yang dianggap dapat memata-matai.

2. Chromebook PixelChromebook Pixel

Google ternyata memiliki produk berupa laptop, namanya Chromebook Pixel. Laptop ini dirilis pertama kali pada tahun 2013 dan tentu kualitas beserta spesifikasinya tidak kalah dengan laptop lainnya dipasaran. Spesifikasi dari laptop ini antara lain sistem operasi Chrome OS, prosesor Intel Core i5 dan tersedia pilihan RAM hingga 8GB. Namun, uniknya dari laptop ini adalah ketika laptop lain memiliki rasio layar 16:9, maka Chromebook Pixel memiliki rasio layar 3:2. Tentu rasio layar ini dianggap aneh untuk laptop modern. Sayangnya, Chromebook Pixel harus berhenti tersedia dipasaran karena beberapa hal. Salah satunya adalah karena harga yang mahal serta sistem operasinya tidak senyaman Windows.

3. Google NexusGoogle Nexus

Selain memiliki laptop, Google juga memiliki smartphone yang bernama Google Nexus. Smartphone ini memiliki spesifikasi yang cukup mumpuni untuk kelas menengah. Kemudian sistem operasinya sendiri tentu saja dari Android namun stock. Artinya OS ini benar-benar pure dari Google tidak seperti smartphone lainnya yang memiliki UI berbeda seperti misalnya, OneUI dari Samsung. Karena Android stock maka Google Nexus ini performanya cepat ketika dioperasikan.

Google Nexus ini sudah dari tahun 2010 dengan varian pertamanya Nexus 1 hingga akhirnya harus berakhir pada Nexus 5 ditahun 2016. Sebenarnya Google tidak mengatakan produksi Google Nexus ini berhenti secara resmi. Namun, dalam waktu 3 tahun setelah berhenti di varian Nexus 5 tidak ada kabar lebih lanjut mengenai smartphone tersebut. Dengan begitu dianggap bahwa Google Nexus telah berhenti total.

4. Project Ara

Project Ara

HP pada umumnya diproduksi dengan model yang memang sudah berasal dari pabrikan yang artinya tidak bisa diubah-ubah lagi modelnya. Tetapi dengan adanya Project Ara hal tersebut dapat dilakukan. Project Ara merupakan HP dengan fitur modular buatan Google yang dapat dilepas-pasang sejumlah aksesoris. Jika rilis, HP ini hendak dijual ke pasaran dengan harga dasar sebesar Rp 1,4 juta. Nah, produk yang ingin dirilis pada tahun 2017 ini sayangnya harus dibatalkan dengan penyebab yang tidak diketahui. Akhirnya Project Ara adalah salah satu produk keren Google yang gagal rilis.

5. Nexus QNexus Q

Nexus Q adalah perangkat digital media player yang dikembangkan oleh Google yang dilengkapi dengan fitur canggih seperti NFC dan Android Beam untuk mengontrolnya. Bentuknya ini seperti bola dan dibelakangnya terdapat port yang bisa digunakan. Antara lain ada port aux untuk sound, port RJ45 untuk LAN, port HDMI dan port USB. Kemudian dilengkapi lagi dengan lampu LED yang memiliki berbagai warna yang mengitari perangkat tersebut. Dirilis pada tahun 2012 dan dijual dengan harga yang tinggi pada saat itu, yakni Rp 4,2 juta. Disinilah mulai terjadi kecaman dari orang-orang karena harganya yang begitu mahal.

Lalu bagaimana Nexus Q bisa gagal? Memang diawali dengan kecaman berupa harga yang mahal, kemudian berikutnya karena mengalami delay pada perilisan pertamanya. Dan ada lagi, produk Nexus Q hilang tanpa alasan dari daftar produk yang ada di website Google Play. Bisa dikatakan, produk ini bak hilang ditelan bumi. Sungguh disayangkan!

6. Nexus Player

Nexus Player

Setelah kegagalan dari Nexus Q, Google memiliki produk lain yang bernama Nexus Player. Dengan hadirnya Nexus Player diharapkan dapat mengembalikan nyawa di pasar digital media player. Dirilis pada tahun 2014 dan dapat beroperasi pada OS Android 5.0. Karena pada saat itu mendapat kecaman berupa harga yang mahal untuk perangkat digital media player milik Nexus Q, maka Google memasang harga terjangkau untuk Nexus Player.

Walaupun demikian, namun lagi dan lagi Google harus menerima pahit karena perangkat digital media playernya Nexus Player kembali gagal bersaing. Mungkin pada saat itu kalah bersaing dengan PlayStation dan Xbox. Setelah kegagalan dua produk tersebut Google belum diketahui apakah ingin kembali memproduksi produk yang sama atau tidak.

7. Google AlloGoogle Allo

Pernah mendengar atau melihat Google Allo? Ya, Google Allo merupakan aplikasi perpesanan instan buatan Google. Aplikasi ini bekerja layaknya seperti WhatsApp, Facebook Messenger dan Telegram. Namun, sejak perilisannya ditahun 2016 akhirnya aplikasi chatting ini resmi ditutup. Alasan ditutupnya aplikasi ini adalah karena sepi peminat dan tidak dapat memenuhi keinginan dari penggunanya.

Selain alasan tersebut, ternyata dibalik tutupnya Google Allo karena aplikasi ini diam-diam merekam seluruh isi pesan dan riwayat percakapan pengguna. Hal ini disampaikan oleh mantan pegawai NSA (National Security Agency), Edward Snowden setelah menemukan celah keamanan pada aplikasi tersebut.

8. Chromecast AudioChromcast Audio

Kemudian ada dari perangkat media caster buatan Google, yakni Chromecast Audio. Produk yang dirilis pertama kali pada tahun 2015 berfungsi sebagai aksesoris untuk menghubungkan media elektronik dengan non-smart speaker. Cara kerjanya adalah musik digital yang ditangkap oleh perangkat ini nantinya akan disalurkan ke speaker melalui port 3.5 mm. Sayangnya, produk ini harus dihentikan produksi dan peredarannya pada Januari 2019 lalu.

9. PicasaPicasa

Picasa merupakan salah satu aplikasi edit foto yang diakuisisi oleh Google pada tahun 2004 silam. Saat itu, aplikasi ini menjadi aplikasi edit foto yang paling banyak digunakan pada masanya. Karena aplikasi ini menyediakan tools untuk edit foto namun penggunannya mudah dan praktis untuk dilakukan. Sehingga pengguna yang memanfaatkan aplikasi ini untuk edit foto, dimudahkan untuk pengoperasiannya.

Seiring berjalannya waktu, mulai banyak aplikasi edit foto lain yang bermunculan dengan menawarkan tools edit yang lebih mumpuni. Alhasil, Picasa menjadi kalah saing sehingga akhirnya pada tahun 2016 Picasa resmi ditutup. Sebagai gantinya, pengguna disarankan untuk beralih ke Google Photos yang masih eksis sampai kini.

10. Google PlusGoogle Plus

Terakhir ada aplikasi media sosial dari Google yang bernama Google+ (Google Plus). Aplikasi media sosial buatan Google ini rilis pada pada tahun 2011. Lahirnya aplikasi ini dengan niat untuk menarik peminat untuk beralih dan bersaing dengan aplikasi media sosial lainnya seperti Facebook. Namun, 8 tahun beroperasi Google+ sepi dari pengunjung. Kemudian fitur yang dihadirkannya selalu kalah saing dengan aplikasi media sosial lainnya. Sehingga pada April 2019 lalu, secara resmi Google mengatakan bahwa Google+ telah ditutup.

Penutup

Itulah 10 produk buatan Google yang tidak laku hingga akhirnya mengalami kegagalan. Pemikiran kita mungkin hanya mengetahui bahwa Google selalu sukses dengan apa yang dibuatnya. Namun, pada kenyataannya dari seluruh proyek yang ada Google juga mengalami banyak kegagalan dibelakangnya seperti pada artikel yang baru saja dibahas. Walaupun begitu, kegagalan yang dialami oleh Google bukan berarti berhenti melainkan pihaknya selalu melakukan evaluasi agar kedepannya mengetahui batasan masalahnya.