JAVASTECH.COM –Â Hingga artikel ini dirilis, sepakbola Indonesia masih berbelasungkawa pasca-tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menelan korban meninggal berjumlah 127 orang. Kerusuhan ini terjadi disebabkan oleh supporter Arema FC yang menerobos ke dalam stadion karena kekalahan melawan Persebaya di Liga 1 2022-2023.
Pasca-tragedi yang cukup masif ini, platform jejaring sosial Facebook sampai turut andil untuk memastikan wilayah Stadion Kanjuruhan dan sekitarnya aman dengan mengaktifkan fitur Safety Check atau Pemeriksaan Keselamatan.
Jadi dengan aktifnya fitur ini, pengguna Facebook yang sedang dalam wilayah tersebut dapat memberikan informasi keselamatan tentang dirinya serta orang lain disekitarnya.
Fitur ini sudah aktif dan bisa digunakan sejak hari Minggu (02/10/2022) pukul 11:00 WIB. Hasilnya adalah Facebook mencatat kronologi kejadian beserta jumlah korban meninggal dunia sebanyak 127 orang dan 180 lainya luka-luka.
“Sumber media melaporkan kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, dekat Jl. Trunojoyo dan Jl. Sapta Marga, pada Sabtu malam 1 Oktober, waktu setempat. Sedikitnya 127 orang tewas dan 180 lainnya terluka” tulis Facebook dalam fiturnya.
Dalam fitur tersebut terdapat dua bagian menu yakni menu Beranda untuk melihat postingan terbaru dan menu Pemeriksaan Keselamatan itu sendiri untuk menandai mana teman Facebook pengguna yang sudah diselamatkan atau belum didalam wilayah yang sedang terjadi insiden.
Postingan dalam menu Beranda tersebut juga terbagi menjadi dua kategori, yakni postingan untuk menawarkan bantuan dan meminta bantuan. Serta postingan dalam menu tersebut bisa dijangkau dalam radius tertentu.
Bagaimana Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Bisa Terjadi?
Laga pekan ke-11 di Liga 1 2022-2023 adalah laga dimana derbi sepakbola Jawa Timur antara Arema FC melawan Persebaya. Laga ini dimainkan di Stadion Kanjuruhan, Malang yang artinya Arema FC adalah tuan rumahnya.
Duel ini berlangsung cukup ketat hingga menghasilkan skor 2-3 untuk kemenangan Persebaya. Babak pertama, Persebaya unggul lebih dahulu dengan pencetak gol Silvio Junior (8′) dan Leo Lelis (32′). Diujung babak pertama, Arema FC berhasil menyamakan kedudukan dengan pencetak gol Abel Camara (42′) dan tendangan pinalti (45’+1′).
Babak pertama berakhir imbang 2-2. Lanjut babak kedua hingga menit ke-51, Persebaya berhasil mencetak gol lewat aksi dari pemain bernama Sho Yamamoto. Gol ini menjadi terakhir hingga peluit panjang ditiup wasit tanda seluruh babak pertandingan sudah selesai.
Supporter Aremania yang merasa kecewa dengan hasil tersebut, langsung merangsek ke dalam lapangan dengan meloncati pagar penonton hingga akhirnya situasi menjadi tidak terkendali sampai aparat keamanan dari TNI hingga Polri kewalahan menanganinya.
Aparat keamanan sampai harus menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton dengan maksud untuk membubarkan awal mula kerusuhan. Akan tetapi hal tersebut membuat situasi semakin tidak terkendali.
Pemain Persebaya pun sempat menjadi bulan-bulanan Aremania sampai akhirnya harus turut diamankan dengan keluar dan menjauhi wilayah stadion menggunakan kendaraan khusus Baraccuda milik Polri. Bahkan setelah diamankan pun kendaraan Polri masih dilempari oleh supporter Arema FC yang kebetulan juga ada diluar stadion.
Karena kerusuhan ini, Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta mengatakan sebanyak 127 orang meninggal dunia, termasuk dua anggota Polri yang terkena imbasnya.
Dari 127 korban jiwa ini, 34 orang meninggal di stadion dan sisanya meninggal di rumah sakit. Sedangkan untuk korban terluka, jumlahnya sebanyak 180 orang. Dugaan sementara dari banyaknya korban berjatuhan disebabkan oleh terinjak-injak supporter lain dan sesak nafas akibat semprotan gas air mata.